KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya makalah yang berjudul “Masyarakat dan Kebudayaan” dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW. Keluarga, Sahabat serta Umatnya yang
senantiasa mengikuti dan mengamalkan ajarannya.
Untuk
menganalisa secara ilmiah tentang gejala-gejala dan kejadian sosial budaya di
masyarakat sebagai proses-proses yang sedang berjalan atau bergeser memerlukan
konsep-konsep dalam menganalisa proser pergeseran masyarakat dan kebudayaan
dalam sebuah penelitian Antropologi dan Sosiologi yang disebut Dinamika Sosial
(Social Dinamic).
“Tak
ada Gading Yang tak retak” begitulah kata pepatah. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermamfaat
bagi setiap pembacanya.
Selong, 24 Oktober 2015
Penulis
RONI HIDAYAT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar belakang masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan masalah ................................................................................................. 1
C. Tujuan pembuatan makalah................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
A. Pengertian kebudayaan ........................................................................................ 3
B. Unsur-unsur kebudayaan ...................................................................................... 4
C. Fungsi kebudayaan bagi masyarakat.....................................................................
5
D. Sifat hakikat kebudayaan ..................................................................................... 6
E. Kepribadian dan kebudayaan ............................................................................... 7
BAB
III PENUTUP ................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman,
kebudayaan umat manusia pun mengalami perubahan. Menurut para pemikir post
modernis dekonstruksi, dunia tak lagi berada dalam dunia kognisi, atau dunia
tidak lagi mempunyai apa yang dinamakan pusat kebudayaan sebagai tonggak
pencapaian kesempurnaan tata nilai kehidupan. Hal ini berarti semua kebudayaan
duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan yang ada hanyalah pusat-pusat
kebudayaan tanpa periferi. Sebuah kebudayaan yang sebelumnya dianggap pinggiran
akan bisa sama kuat pengaruhnya terhadap kebudayaan yang sebelumnya dianggap
pusat dalam kehidupan manusia modern.
Wajah kebudayaan yang sebelumnya
dipahami sebagai proses linier yang selalu bergerak ke depan dengan berbagai
penyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut tak lagi sekadar
bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan
kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri.
kebudayaan
sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi budaya.
akan tetapi
seorang yang
memperdalam tentang sosiologi sehingga memusatkan perhatiannya terhadap
masyarakat, tidak dapat
menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja. Karena dikehidupan
nyata keduanya tidak dapat
dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab I yang berjudul
pendahuluan,
masyarakat
adalah yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dengan demikian tidak ada
masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada kebudayaan
tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. walaupun secara teoritas dan
untuk kepentingan analistis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan
dipelajari secara terpisah.
Dua orang
antropolog terkemuka yaitu Melvile J.
Herskovit dan bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa cultural
determinism berarti segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu. Kemudian Herskovits
memandang kebudayaan sebagai suatu yang super organik karena kebudayaan yang turun temurun
dari generasi kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian
dan kelahiran.
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar Belakang di atas Pembahasan kami akan merujuk pada rumusan masalah
sebagai berikut:
1 . Bagaimana kehidupan kebudayaan dan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
. Bagaimana pentingnya kebudayaan
dimasyarakat.
C.
Tujuan
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara
kebudayaan dan masyarakat. Dan kita bisa
mengetahui pentingnya kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat dan sebaliknya
pula. Sehingga antara kebudayaan dan masyarakat itu tidak bisa di pisahkan satu
sama lain.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebudayaan
Kata “ kebudayaan” berasal dari (
bahasa sangsekerta ) buddhayah yang merupakan jamak kata “buddhi” yang berarti
budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai “ hal-hal yang bersangkutan dengan
budi atau akal”.
Adapun istilah culture yang
merupakan istilah bahasa asing yang sama
artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah
atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu celore kemudian colture
diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusai
sebagai anggota masyarakat.
Dengan kata lain kebudayaan mencakup
semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola-pola
prilaku yang normative. artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola
berpikir.
Selo Soemardjan dan Soelaeman
Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan benda atau
kebudayaan jasmani ( material culture
) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan
serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
Rasa yang meliputi jiwa manusia
mewujudkan segala kaidah-kaidah dan
nilai-nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah yang ada pada
masyarakat dalam arti yang luas. didalamnya termasuk misalnya saja agama,
idiologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang merupakan hasil ekspresi
jiwa manusia yang hidup sebagai anggota
masyarakat. selanjutnya cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan yang
hidup bermasyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsapat serta ilmu
pengetahuan. Cipta merupakan wujud teori murni maupun yang telah disusun untuk
dinamakan pula kebudayaan rohaniah (spiritual
atau imimaterial culture). Semua
karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh orang-orang yang menentukan kegunaannya
agar sesuai dengan kepentingan sebagaian besar atau dengan seluruh masyarakat.
Pendapat tersebut diatas dapat saja
dipergunakan sebagian pegangan, namun apabila dianalisi lebih lanjut, manusia
sebenarnya mempunyai segi material dan segi spiritual didalam kehidupannya.
Segi material mengandung karya yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan
benda-benda maupun lain-lainya yang berbentuk benda. Segi spiritual manusia
mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang menghasilkan
kepercayaan, kesusilaan, kesopanan, dan hokum seta rasa yang menghasilkan
keindahan. Manusia berusaha menghasilkan ilmu pengetahuan melalui logika, menyerasikan
prilaku terhadap kaidah-kaidah melalui etika dan mendapatkan keindahan melalui
estetika. Hal itu merupakan kebudayaan yang juga dapat dipergunakan sebagai
patokan analisis.
B. Unsur-Unsur
Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau
masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang
merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat dari kesatuan. misalnya
dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya majlis
permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsur-unsur kecil seperti, sisir,
kancing, baju, peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan.
Berapa orang sarjana yang mencoba
merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi. misalnya, Melville J. horskovits
mengajukan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu :
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. keluarga
4. kekuasaan politik
Brinislaw Molinowski, yang terkenal
sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi, menyebutkan
unsur-unsur pokok kebudayaan antara lain :
1. Sistem norma yang kemungkinan kerja
sama antara para anggota masyarakat didalam upaya menguasai alam sekelilingnya
,
2. Organisasi ekonomi,
3. Alat-alat lembaga atau petugas
pendidikan. perlu diingat keluarga merupakan lembaga pendidikan yang paling
utama,
4. Organisasi kekuatan
Beberapa
unsur-unsur kebudayaan dipergunakan untuk kepentingan ilmiah dan analisisnya
diklasifikasikan kedalam unsur-unsur pokok atau besar kebudayaan, lazimnya
disebut cultural universals. Istilah
ini menunjukan bahwa unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu antropolog
yang membahas persoalan tersebut secara dunia. Para antropolog yang membahas
persoalan tersebut secara lebih mendalam belum mempunyai pandangan seragam yang
dapat diterima. Antropolog C. kluckhohn didalam sebuah karyanya yang berjudul universal catefories of culture telah
menguraikan ulasan para sarjana mengenai
hal itu.
C. Fungsi
Kebudayaan bagi Masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi yang
sangat besar bagi manusia dan masyarakat. bermacam kekuatan yang harus dihadapi
masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kakutan alam, maupun
kekuatan-kekuatan lainnya didalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya. Selain
itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang spiritual
mauun material. Kebutuhan kebutuhan masyarakat tersebut diatas untuk sebagian
besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. dikatakan sebagian besar karena
kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil
ciptaanya juga terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan.
Dalam tindakan –tindakan untuk
melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf permulaan, manusia
bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-batas untuk
melindungi dirinya. Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat
yang hingga kini masih rendah taraf kebudayaannya. Misalnya suku bangsa kubu
yang yang tinggal dipedalaman daerah jambi masih bersikap menyerah terhadap
lingkungan alamnya. Rata-rata mereka itu
masih merupakan masyrakat yang belum mempunyai tempat tinggal tetap karena
persedian bahan pangan semata-mata tergantung dari lingkungan alam. taraf teknologi mereka belum mencapai
tingkatan dimana manusia diberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan
dan menguasai lingkungan alamnya.
keadaan berlainan dengan masyarakat
yang sudah kompleks, yang taraf kebudayaannya lebih tinggi sehingga akan
memanfaatkan hasil karya manusia yang disebut teknologi, memberikan
kemungkinan-kemungkinan yang sangat luasuntuk memampaat hasil alam dan apabila
mungkin, menguasai alam. perkembangan teknologi
dinegara-negara besar seperti amerika serikat, rusia, prancis, jerman,
dan sebagainya, merupakan berapa contoh dimana masyarakat tidak lagi pasif
menghadapi tantangan alam sekitarnya.
Karsa masyarakat mewujudkan norma
dan nilai-nilai sosial yang sangat perlu untuk mengadakantata tertib dalam
pergaulaan kemasyarakatan. kekutan yang tersembunyi dalam masyarakattidak
selamamnya baik. untuk menghadapi kekuatan yang buruk, manusia terpaksa
melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan
petunjuk tentang bagaimans manusia harus bertindak dan berlaku didalam
pergaulan hidup.
kaidah-kaidah kebudayaan berarti
peraturan tentang tingkah laku atau tindakan yang harus dilakukan dalam suatu keadaan
tertentu
D. Sifat
Hakikat Kebudayaan
Walaupun setiap masyarakat mempunyai
kebudayaan yang saling berbeda dengan satu sama lain, setiap kebudayaan
mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan dimanapun juga .
Sifat hakikat
kebudayaan ciri setiap kebudayaan, tetapi bila seseorang hendak memahami sifat
hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus merentangkan pertentangan yang
da didalamnya, yaitu sebagai berikut :
1. Didalam
pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal. Akan tetapi, perwujudan
kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai dengan kondisi dan situasai
maupun lokasinya. Sebagaiman diuraikan dalam bab ini, masyarakat dan kebudayaan
merupakan dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Hal itu mengakibatkan masyarakat
manusia mempunyai kebudayaan atau dengan lain perkataan kebudayaan bersifat
universal astribut dari setiap masyarakat didunia ini.
2. Kebudayaan
bersidat stabil disamping juga dinamis dan setiap kebudayaan mengalami
perubahan-perubahan yang kontinu. Setiap kebudayaan mengalami perubahan atau
perkembangan-perkembangan. Hanya kebudayaan yang mati saja yang bersifat
statis. Sering kali suatu perubahan dalam kebudayaan tidak terasa oleh
anggota-angota masyarakat. Cobalah perhatikan potret diri sendiri dari tahun
ketahun yang lalu; pasti anda akan tertawa melihat corak pakaian yang dipakai
waktu itu. Tanpa melihat potret tersebut mungkin tidak disadari bahwa salah
satu unsur kecildalam kebudayaan telah mengalami perubahan.dengan demikian
dalam mempelajari kebudayaan selalu harus diperhatikan hubungan unsur yang
stabil dengan unsur-unsur yang mengalami perubahan. Sudah tentu terdapat
derajatpada unsur-unsur yang berubah tersebut, yang harus disesuaikan dengan kebudayaan yang bersangkutan.
biasanya unsure-unsur kebendaaan seperti teknologi lebih bersifat terbuka untuk
suatu proses perubahan, ketimbang unsure rohaniah seperti struktur kode moral,
system kepercayaan, dan lain sebagainya
3. Kebudayaan
mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun hal itu penting
disadari oleh manusia sendiri . gejala tersebut secara singkat dapat
diterangkan dengan penjelasan bahwa walaupun kebudayaan merupakan astribut
manusia. biasanya, namun tak mungkin seseorang mengetahui dan meyakini seluruh
unsure kebudayaannya. betapa sulitnya bagi seseorang individu untuk menguasai
seluruh unsur kebudayaan yang didukung oleh masyarakatsehingga seolah-olah
kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari manusia menjadi pendukungnya.
jarang dari seorang asal Indonesia untuk mengetahui kebudayaan Indonesia sampai
ke unsur-unsur yang sekecil-kecilnya, padahal kebudayaan menentukan arah serta
perjalanan hidupnya.
E. Kepribadian
Dan Kebudayaan
Sebagaimana diuraikan dalam beb
terdahulu, pengertian masyarakat menunjuk pada manusia sedangkan pengetian kebudayaan menunjuk pada
pola-pola prilaku yang khas dari masyarakat tersebut. masyarakat dan kebudayaan
sebenarnya merupakan perwujudan atau
abraksi prilaku manusia. kepribadian mewujudkan prilaku manusia. prilaku
manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan
latar belakang prilaku yang ada dalam diri seorang individu. kekuatan
kepribadian bukanlah terletak pda jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu
keadaan., akan tetapi justru pada kesiapannya didalam memberikan jawab dan
tanggapan.
Sebenarnya kepribadian merupakan
organisasi factor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari
prilaku individu. kpribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan. sikap dan sifat lain
yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan
dengan orang lain. . seorang sosiolog terutama akan menaruh perhatiannya pda
perwujudan prilaku individu yang nyatapada waktu individu tersebut berhubungan
dengan individu-individu lainnya.
Mungkin bagian tadi dapat digambarkan
dengan istikah kebudayaan khas atau sub-culture.
untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting , uraian dibawah akan
dikaitkan pada tipe- tipe kebuduyaan khusus yang nyata memengaruhi bentuk
kepribadian, yakni sebagai berikut :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atau
dasar faktor kedaerahan.
Disisni dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara
individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu karena
masing-masing tinggal didaerah yang
tidak sama dengankebudayaan-kebudayan khus yang tidak sama pula. suatu
contoh lain adalah “ jiwa begadang”
cirri-ciri tersebut tampak dengan nyata pada orang-orang tapanuli dan minang
kabau misalnya, dari orang-orang jawa. banyak contoh lainnya yang dapat
dikemukakan atas sadar factor resional.
2. Cara hidup dikota dan didesa yang
berbeda ( urban dan rural ways of life )
Dalam pembahasan ini kita bisa mengambil contoh perbedaan
antara seorang anak yang dibesarkan dikota dan anak yang dibesarkan didesa. Anak
yang dibesarkan di kota lebih berani menonjolkan diri diantara teman-temannya
dan memiliki sikap lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
sosial dan kebudayaan yang tertentu. Sementara itu, seorang anak yang dibesarkan
didesa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak sikap
menilai ( Sense of value ).
3. Kebudayaan khusus kelas sosial
Didalam setiap masyarakat akan
dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargaiyang
tertentu terhadap bidang-bidang kehidupan yang tertentu pula dengan demikian
kita mengenal lapisan sosial yang tinggi, rendah dan menengah.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Agama juga berpengaruh besar didalam
membentuk kepribadian seorang individu. bahkan adanya mazhab didalam suatu
agama pun melahirkan pula kepribadianyang berbeda-beda dikalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan propesi
Pekerjaan keahlian juga berpengaruh
besar kepada kepribadian seorang. kpribadian seorang dokter, misalnya, berbeda
dengan kepribadian seorang pengacaradan itu semuanya berpengaruhpada suasana
kekeluargaan dan cara mereka bergaulprilaku demikian tentu lebih dimengerti
oleh teman-teman sejawatnya yang mempunyai pekerjaan dan profesi yang sama.
Inti dari kebudayaan sitiap
masyarakat adalah system yang dianut oleh masyarakat pendukung kebudayaan yang
bersangkutan. karena sistem
nilai tersebut bersifat abstrak ( bahkan sangat abstrak )
bahkan perlu diketengahkan beberapa indikator nilai-nilainya yaitu :
1. Konsepsi mengenai hakikat hidup
2. Konsepsi mengenai hakikat karya
3. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan
alam
4. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan
sosial
Masing-masing indikator menghasilkan
nilai-nilai tertentu yang mungkin dianggap positif maupun negatif.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang
dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak
berharap kepada para pembaca
yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Selo Soermardjan dan Soelaeman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, ( Jakarta
;Yayasan Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1964 ) hlm.115
Ralph linton, A Study of Man, an Introuction, ( new york : Appleton
century-crofts. Inc., 1936 ), hlm.397
Koentjaraningrat.op.cit., hlm. 166
Subscribe to:
Posts (Atom)